Architecture for the Poor: The Barefoot Architects: June 2007

Architecture

for the Poor:

The Barefoot Architects.

Blog design under development.

"Double Click" on the pictures for enlargement.

Barefoot Architects from Unpar, Unud, ITENAS, Unhas in Bali during the Economic Crisis 1999.

Cleaning the Beach with Barefoot Architects

Barefoot Architects on garbage management in Sanur, Bali: Recycling and Composting Program with the Community.

"Poor People's Economy": Enabling the Poor to Help Themselves.
Recordings of the Barefoot Architects activities in Sanur, Bali.

What is Barefoot Architects?

"Barefoot Architects (and Engineers)" is a Student Volunteer/ Apprenticeship Program. An effort to deploy Students to support the various NGOs/ Donors/ and possibly some Government Offices working in the various impoverished or natural disaster stricken communities around Indonesia.

1. This is a Humanitarian program to enable STUDENTS TO HELP the poor and communities that needs help.

2. The understanding that there is a shortage of TECHNICAL Manpower to help out the MASS needs in an organized way.

3. This is a NON PROFIT program.

4. The function of this OFFICE is to channel Students Volunteers to “Doer Entities " (NGOs, Donor agencies, or even Government).

The Assumed Needs for Aceh Tsunami Reconstruction Program:

The Need for Barefoot Architects for Tsunami Reconstruction in Aceh:

Gambaran besarnya adalah bencana Tsunami-Gempa di Aceh/ Nias yg maha dasyat ini secara ril sebenarnya memerlukan begitu banyak Pendamping Teknis. Bayangkan paling sedikit 2000 lebih Desa/ Gampong/ Kampung mendadak habis di hanyutkan Tsunami , sama sekali menjadi lumpuh untuk melakukan apa pun . Sementara sudah ada bantuan medis, pembersihan, makanan, sanitasi dan “shelter” darurat, sekarang giliran membangun kembali untuk dapat kembali hidup dgn harapan. Diawali dgn kembali para Korban mempuyai rumah dan tidak lagi tinggal di tenda tenda, di camp pengungsi, maupun “nebeng” bersama teman/ keluarga yang sudah kelamaan.

Di tahap ini Barefoot Arsitek dibutuhkan. Dengan Dua ribu desa saja, bilang saja 2 rekan fasilitator mendampingi , itu diperlukan paling sedikit 4000 Fasilitator, jika kita ingin menyelesaikan secara relative serentak! Bagaimana sekarang mungkin hanya paling paling 200 -500 fasilitator “Teknis Perumahan ” berkeliaran di Aceh Nias. Masih banyak masih diperlukan.

Upaya teman teman Donor / LSM untuk memdapatkan “Fasilitator Teknis” (Arsitek/ Engineers) ternyata tidak mudah. Praktis semua Arsitek/ Engineer di Aceh sudah sibuk.

Disini di lihat kemungkinan memobilisasikan “Mahasiswa” Arsitektur/ Planogi/ Engineer” . Bekal adalah keperdulian, adventurer and pengalaman dan keinginan untuk belajar cepat. Disisi diharapkan para Universitas masing masing dapat memberi SKS untuk pengalaman yg langka ini. Disini mungkin partisipasi PTS PTS?

Logistik nya untuk rekan rekan di luar Aceh mungkin dapat di dibantu dgn diperbolehkan “nebeng” di kapal pengangkut atau bis ataupun pesawat yg seat kosong? (mengingat kembali semangat “solidaritas” saat 3 bulan pertama dimana airline, bis, truk semua “solidaer” menyisihkan tempat untuk para relawan yang dapat datang dari segala penjuru Nusantara! Sekarang pekerjaan masih belum selesai, diimbau untuk menyelesaikan proses rehab/ rekonstruksi . Jika kita dapat memobilisasikan serentak, mungkin sebenarnya minimal urusan Teknis Penataan dapat selesai cukup didalam 4 bulan tampa warga korban harus lebih lama menunggu? Dipertanyakan apa kita lakukan dgn 200-400 Fasilitator (dalam sistem "Proyek") dan di laksanakan secara “antre” atau dikerahkan lebih “serentak” sehingga kesengsaraan warga unt segera membangun kembali dapat lebih pendek?

Ant May 2005

What next?

Sebenarnya gerakan Barefoot Arsitek ini dapat di lakukan dimana saja di kantong kantong miskin diseluruh tanah air.

Usulan Habitat for Humanity juga untuk di gabungkan dgn gerakan Volunteers dari Mancanegara, rasanya dapat making bersinergy. Ya, bayangkan dimana berbagai mahasiswa dari berbagai suku diberi kesempatan untuk saling kenal dalam suatu situasi kerja “tolong menolong” dalam rangka kegiatan kemanusiaan, persahabatan (ya, sama juga dgn kegiatan olah raga, disini dalam kegiatan pembangunan ….kemanusiaan).

Dengan volunteer macanegara saling membantu, mungkin kita bisa mempunyai tanah air dan dunia yang lebih damai karena generasi muda saling kenal…. Suatu investasi “tidak kelihatan” , memberi dan membangun rasa keperdulian kepada rakyat miskin, rakyat jelata, lingkungan hidup, dan rasa persahabatan antar suku dan negara untuk dunia yg damai didalam masa depan yg kelihatan juga banyak masalah bencana alam dan peningkatan kemiskinan.

Apa kita bisa?

Architecture for the Poor: The Barefoot Architects

What is Barefoot Architects?

Community work in Bali

City Planning for the Poor: Denpasar, Bali.

People's Beach Fair:

"Gerobak" Business: People's Beach Fair:

Community Based Slum Redevelopment through "Co-Development" in Samarinda:

Slum Redevelopment through Community Land Consolidation in Samarinda:

Blog Archive

Co- Housing for the Poor: Eco Village, Tangerang.

Results:

Students from Unpar, Trisakti, UI, Darmstads University, and Udayana:

Vebry and Michael (The Next Generation):

The Value:

The Assumed Needs for Aceh Tsunami Reconstruction Program:

What next?

"CBD Thinkers":

Related Links: